Dunia seakan terlalu kejam bagi manusia. Bagi manusia yang tidak mau berpikir, tentunya akan semakin sulit untuk "bernegoisasi" dengan dunia. Dunia merupakan tempat dimana manusia menamkan apa yang ia lakukan, dan menuai hasilnya.
Dalam sisi lain, dunia juga menawarkan beragam pesona. Banyak manusia yang berlomba-lomba untuk mengejar kekayaan dunia. Di antara mereka ada yang saling menjatuhkan, bahkan terhadap saudara sekalipun. Pesona dunia yang begitu menawan, hendaknya dipahami sebagai suatu anugerah dari kuasa-Nya. Begitu banyak manusia yang enggan bersyukur (Kufur Nikmat).
Satu diantara mensyukuri nikmat-Nya adalah dengan membaca (Iqra'). Dengan membaca, akan membuat kita sadar bahwa manusia adalah mahluk yang lemah. Semakin banyak membaca, maka kita akan semakin haus ilmu pengetahuan. Juga dengan membaca, kita akan mengetahui tanda-tanda kekuasan-Nya.
Menulislah! Taklukan Dunia..
Begitu banyak manfaat membaca. Tapi membaca saja tidak cukup. Manusia adalah mahluk yang atas takdir-Nya akan mengalami kematian. Banyak orang hebat di dunia, hingga akhir hayat nama besarnya lenyap begitu saja. Namun, lihatlah seorang Socrates, Plato, dan Aristoteles yang hingga saat ini, masih dikenang oleh dunia atas karya-karyanya. Juga kita lihat para Perawi Hadist, seperti Imam Bukhori, Imam Muslim, Ibnu Majah, dan sebagainya, yang hingga sekarang kompilasi hadist nya masih terus kita baca. Atau para ilmuwan yang atas goresan tintanya telah mewariskan beragam ilmu pengetahuan. Semua itu dihasilkan lewat tulisan. Manusia akan hilang, tapi tidak dengan tulisan. Maka menulislah. Semakin banyak menulis, maka tanpa disadari kita telah mengukir nama dalam peradaban dunia.
Dengan menulis maka karya anak manusia akan abadi. Dunia pun akan mengenal dan mengenang kita. Dengan tulisan, manusia dapat mengubah dunia. Ya, hanya dengan tulisan!
Muara Enim, Juli 2013
M. Alvi Syahrin
No comments:
Post a Comment