Tuesday, September 15, 2015

KUNJUNGAN PERDANA DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI KE KAMPUS AKADEMI IMIGRASI

Pemimpin Imigrasi yang berkualitas, bukan hanya cerdas secara intelktual semata, tapi juga harus diimbangi dengan kematangan emosi dan spiritual”
- Ronny F. Sompie -

Cinere, Depok –Akademi Imigrasi kedatangan tamu spesial. Sosok yang bersahaja dan berwibawa yang kini menjadi panglima dan pemegang komando tertinggi di Direktorat Jenderal Imigrasi (Ditjenim). Ia adalah Dr. Ronny Franky Sompie, SH., MH. Sebagai orang nomor satu di Dirjenim, ia adalah orang yang paling ditunggu kehadirannya untuk mengisi posisi Direktur Jenderal Imigrasi (Dirjenim) yang sempat kosong selama hampir satu tahun. Keberadaannya kini diharapkan akan membawa perubahan ke arah lebih baik dan menjadikan Ditjenim sebagai Institusi terhormat.
Setelah terpilih menjadi Direktur Jenderal Imigrasi melalui proses open bidding (lelang terbuka), ini adalah kali pertama baginya untuk mengunjungi Kampus Akademi Imigrasi, yang bertempat di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM.  Kedatangannya ke Kampus Akademi Imigrasi, bukan hanya sekedar memberikan kuliah umum, tapi juga meninjau pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Akademi Imigrasi, serta memberikan semangat bagi semua civitas akademika Akademi Imigrasi.

Pada hari Rabu (02/09/2015) tepat pada pukul 09.00 WIB, Ronny beserta rombongan menginjakkan kakinya di Kampus Gandul, kampus bersejarah yang telah mencetak kader-kader Pejabat Imigrasi terbaik. Ia disambut oleh civitas akademika Akademi Imigrasi yang dipimpin langsung oleh Direktur Akademi Imigrasi, Saffar Muhammad Godam, SH., MH.

Proses upacara berlangsung hikmat. Kedatangan Ronny diawali dengan proses pengalungan bunga sebagai simbol selamat datang bagi dirinya yang telah berkenan hadir ke Kampus Akademi Imigrasi. Upacara penghormatan ini merupakan tradisi kegiatan yang wajib dilaksanakan untuk menyambut setiap pejabat pimpinan utama Imigrasi yang datang ke Kampus Akademi Imigrasi.

Kedatangannya diawali alunan Korps Musik (Korsik) yang dimainkan berirama oleh Taruna/i Akademi Imigrasi. Dentuman dram, bass, symbal, serta saxopon, mengiringi langkahnya memasuki Gedung Auditorium. Proses upacara tidak sampai disitu. Di depan Gedung Auditorium, telah berbaris rapi Pasukan Khusus Siswa Pendidikan Pejabat Imigrasi (Dikpim) Tahun 2015 yang secara sigap memberikan penghormatan.

Ronny yang sebelumnya menjabat Kepala Kepolisian Daerah Bali, kini nampak gagah memakai seragam pakaian dinas harian beserta atribut kebesarannya. Kini, ia mendapatkan “Bintang Tiga” nya sebagai Direktur Jenderal Imigrasi, yang mungkin akan menjadi pengabdian terakhir dalam karirnya. Dengan langkah tegas dan mantap ia memasuki Gedung Auditorium Akademi Imigrasi. Matanya memancarkan cahaya kebanggaan. Ia sadar bahwa saat ini telah menjadi bagian dari keluarga besar Direktorat Jenderal Imigrasi dan mengemban tanggung jawab yang berat.

Sesaat setelah memasuki Gedung Auditorium, ia disambut antusias oleh segenap peserta dan tamu undangan. Para peserta terdiri dari Taruna/i Akademi Imigrasi (AIM) Angkatan 16 dan 17, Siswa/i Pendidikan Pejabat Imigrasi (Dikpim) Tahun 2015, serta Siswa Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan (Dikat Pim) III. Pelaksanaan kegiatan kuliah umum, diawali dengan penampilan Paduan Suara, serta pembacaan puisi oleh Siswa/i Dikpim 2015. Ronny sempat terkesima dengan isi puisi yang berjudul “Pemimpin Semut”. Dalam puisi itu diceritakan bagaimana filosofi semut dalam bekerja, berorganisasi, serta taat pada pemimpinnya. Puisi tersebut menyadarkannya bahwa ia kini diberi amanah dan tanggung jawab yang besar untuk membawa Dirjenim menjadi Institusi yang terhormat dan berwibawa.

Pada kesempatan tersebut, Kuliah Umum yang disampaikan bertemakan: “Peran Direktorat Jenderal Imigrasi dalam melahirkan Para Pemimpin untuk Melaksanakan Fungsi Pengamanan dan Penegakan Hukum Keimigrasian”.

Dalam paparan yang berdurasi sekitar satu jam tersebut, ia menekankan bahwa pentingnya menciptakan kader pemimpin Imigrasi masa depan yang siap untuk menghadapi tantangan yang semakin berat. Ia juga menekankan bahwa seorang pemimpin yang mumpuni, bukan hanya yang memiliki Intelligence Quotion (IQ) yang tinggi, tapi juga Emotional Quotion (EQ) dan Spiritual Quotion (SQ). “Pemimpin Imigrasi yang berkualitas, bukan hanya cerdas secara intelktual semata, tapi juga harus diimbangi dengan kematangan emosi dan spiritual”, ujar pria kelahiran Surabaya, 54 tahun yang lalu ini.

Ia juga menyampaikan bahwa tantangan Dirjenim ke depan sangatlah berat. Kasus-kasus Transnational Organization Crime (TOC), illegal migrant, serta tindak pidana keimigrasian lain, akan menjadi fokus utama dalam program kerjanya. Ditangkapnya pelaku cyber crime oleh jajaran imigrasi yang melibatkan orang asing berkewarganegaraan China di berbagai daerah akhir-akhir ini, menjadi sinyalemen kuat bahwa proses penegakan hukum keimigrasian akan menjadi agenda prioritas.

Sebagai orang yang berlatar belakang Kepolisian, serta bertahun-tahun menjadi penyidik, tentu ia sangat paham seluk beluk dunia penyidikan. Tidak heran apabila ia akan mendorong agar setiap kasus kejahatan keimigrasian harus diarahkan ke proses penyidikan keimigrasian (pro justitia) terlebih dahulu. Ia berpendapat, bila hanya tindakan administratif (deportasi-red) saja yang dilakukan, itu tidak akan memberikan efek jera bagi para pelaku. Oleh karenanya, ia mengharapkan agar Dirjenim dapat lebih fokus pada fungsi penegakan hukum keimigrasian.

Kuliah umum diakhiri dengan sesi tanya jawab yang disampaikan oleh para peserta. Di akhir penyampaiannya, ia menekankan agar setiap pemimpin Imigrasi harus dapat meningkatkan kemampuan dan kapasistasnya serta mampu mengaplikasikannya di lapangan. Ia berjanji akan selalu mendukung semua ide dan usulan yang bersifat membangun untuk perbaikan Dirjenim.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi foto dan makan siang dengan para Taruna/i AIM dan Siswa/i Dikpim. Setelah makan siang, Ronny disuguhi acara yang tak kalah seru. Para taruna/i AIM yang tergabung dalam pawai Marching Band menunjukkan aksinya di depan podium tamu undangan. Lalu disusul dengan atraksi bela diri Taekwondo.


Setelah semua rangkaian acara selesai, akhirnya Ronny beserta rombongan meninggalkan Kampus Akademi Imigrasi. Ia berpesan kepada para Taruna/i dan Siswa/i agar tetap semangat dalam menjalankan semua kegiatan. “Tetaplah semangat, jadilah Pejabat Imigrasi yang berkualitas dan berwibawa. Imigrasi menunggu kalian”, teriak pria berdarah Manado tersebut. (alvi)

Tangerang, September 2015

M. Alvi Syahrin
Siswa / Kepala Bidang Pendidikan
Pendidikan Pejabat Imigrasi Tahun 2015